Rabu, 30 Maret 2011

Mari belajar dari binatang Kecil

Semut-semut kecil saya mau tanya….

Masih sangat familiar dengan lagu anak-anak itu, bahkan di usia saya sekarang yang sudah seperempat abad ini lagu itu masih selalu terngiang dalam pikiran saya. Semut , siapa yang memperdulikan binatang kecil ini, binatang yang selalu kita anggap sebagai pengganggu, yang tak segan-segan kita hancurkan mereka dengan pembasmi serangga, minyak tanah  atau apapun yang membuat mereka binasa.

Kita mungkin tidak pernah menyadari semut merupakan species serangga yang paling canggih. Bertahan sejak 6 juta tahun yang lalu, species yang paling mampu bertahan dan beradaptasi dengan baik dengan lingkungan dimanapun mereka tinggal. Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Semut terbagi dalam kelompok-kelompok, yaitu semut penjaga yang bertugas menjaga sarang dari adanya bahaya. Lalu ada semut pekerja, semut yang bertugas membersihkan sarang, menggali lubang untuk sarang yang baru, dan mencari makanan untuk di bagikan kepada semut-semut yang lain. Dan yang terakhir adalah ratu semut. Ukuran tubuhnya berbeda dengan semut-semut yang lain. Ratu semut mempunyai ukuran yang lebih besar. Ratu semut tidak bergerak, hanya diam di satu tempat, tidak mencari makan dan lain-lain. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Semut adalah hewan terkuat didunia. Walaupun tubuhnya kecil, ia mampu menopang benda dengan beban 50 kali dari beban tubuhnya. Jika diadukan dengan hewan sangat besar seperti gajah atau gorilla, yang hanya mampu menopang benda maksimal sampai 3 kali dari beban tubuhnya. Semut bergerak 24 jam sehari. Kecepatan berjalan semut, 0,5 km/jam dengan volume yang 1/130, maka kecepatan semut seukuran manusia adalah 80km/jam. Dalam berduel semut mampu mengimbangi binatang atau serangga musuh 5 kali lebih besar dari dirinya (kecuali lebah, laba-laba dan lipan) (sumber: WIKIPEDIA)


Apa yang dapat kita pelajari dari binatang kecil ini ?

Semut selalu bekerja sama. Sebagai binatang yang berkoloni sudah pasti mereka selalu hidup bersama-sama dan tidak mungkin hidup sendiri-sendiri. Bahkan dalam mencari makanan pun mereka selalu bersama-sama. Mulai dari berburu, mengangkut, membagikan kepada kelompoknya dan bahkan meyimpannya untuk dijadikan cadangan makanan pun mereka lakukan secara bersama-sama dan gotong royong. Yang sangat luar biasanya mereka mempunyai rasa tolong menolong yang kuat, sebagai contoh; jika salah satu dari mereka merasa berat dalam mengangkat makanannya, maka berkumpulah yang lain membantu semut yang kesusahan tadi. Seperti peribahasa ”berat sama dipikul, ringan sama dijinjing”

Semut disiplin dan teratur. Semut merupakan contoh dari kedisiplinan. Terbukti tidak pernah nya mereka absen bahkan libur untuk para semut pekerja mencari makanan pada setiap musim panas, untuk dijadikan cadangan makanan dimusim dingin. Para semut pekerja pun bahkan tidak pernah absen merawat sang ratu semut. Hidup dalam keteraturan, selalu berjalan teratur dan beriringan dijalurnya. Memberikan jarak bagi semut yang lain ketika  mereka berjalan, teratur membentuk barisan panjang menjaga jangan sampai keluar jalurnya. Semut pun setiap saat akan bolak balik untuk memastikan keadaan sarangnya.
Semut setia. Semut juga merupakan salah satu binatang yang setia. Setia kepada ratunya, kepada kelompoknya. Terutama semut pekerja yang selalu setia bekerja untuk memberi makan sang ratu dan semut lain dalam kelompoknya.

Semut pekerja keras dan pantang menyerah. Semut pun merupakan binatang pekerja keras, mereka seperti tidak pernah mengeluh dengan apa yang mereka kerjakan. Bekerja menurut tugas mereka masing-masing di dalam kelompoknya.  Ada satu cerita  yang pernah saya baca tentang sifat semut yang satu ini.:
Pada suatu ketika, seorang kesatria pemberani yang bernama Timour the Tartar, terpaksa lari dan berlindung dari kejaran musuh-musuhnya dalam sebuah bangunan yang sudah runtuh. Berjam-jam lamanya dia duduk sendirian di tempat tersebut. Sampai pada suatu ketika timbul keinginannya untuk kembali bangkit dan menghilangkan pikiran serta rasa tidak berdaya, dia mengalihkan perhatian pada seekor semut yang berusaha mengangkat sebutir jagung berukuran besar, lebih besar dari badan semut itu sendiri, naik ke atas dinding. Tampaknya usaha semut itu mengalami kegagalan. Lagi dan lagi, semut itu berjuang sekuat tenaga mengangkat sebutir jagung – dan ternyata gagal lagi. Tapi semut tidak berputus asa, dia mencoba lagi dan 69 kali Timour melihat butir jagung itu jatuh kembali ke tanah. Pada hitungan yang ke-70 akhirnya semut berhasil mengangkat butir jagung itu sampai ke puncak dinding. “Dan rupanya, kata ksatria pemberani yang sebelumnya sempat merasa sangat putus asa, hal ini memberikan rasa keyakinan kepada saya dan saya tidak akan pernah melupakan pelajaran yang sangat berharga ini”.

Dari cerita tersebut, kita bisa meyimpulkan bahwa semut memiliki jiwa pantang menyerah yang luar biasa jika menginginkan sesuatu yang mempunyai manfaat bagi dirinya.

Semut Pintar bercocok tanam dan berperang. Semut merupakan binatang yang ahli dalam bercocok tanam. Mereka menggunakan system Hortikultura, dengan cara mensekresikan zat kimia yang kaya antibiotic untuk menghambat pertumbuhan jamur. Bahkan sarang mereka pun dibuat dengan sistim yang dapat mengontrol temperatur dan kelembapan. Selain itu semut pun ahli dalam strategi perang, mereka melakukan observasi sarang lawan yang akan mereka serang. Ini merupakan nilai positif dari rasa kebersamaan dan kekompakan diantara mereka.

Dalam islam pun, kedudukan semut sangat dimuliakan dimata Allah SWT, namanya dijadikan nama salah satu surat didalam Alquran yaitu Surat An-Naml yang artinya semut. Bahkan disebutkan dalam hadist Riwayat Abu Hurairah, nabi Muhammad SAW bersabda, Ada seekor semut pernah menggigit salah seorang Nabi. Nabi tersebut lalu memerintahkan umatnya untuk mendatangi sarang semut kemudian membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan Wahyu kepadanya. Allah berfirman: ” Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih.”. Luar biasanya kehidupan seekor semut bahkan dimata sang khalik sekalipun.

Lalu kenapa kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan dengan sempurna tidak bisa berlaku seperti semut. Sekarang ini, sudah banyak manusia yang katanya sempurna tidak berlaku dengan sempurna, seperti kehilangan sisi kemanusiannya. Bahkan apa yang terjadi di Negara republik Indonesia ini sudah menjadi cerminan atas semakin pudarnya nilai nilai luhur dari persatuan dan kesatuan. Manusia indonesia seperti kehilangan jati dirinya sebagai manusia yang menjunjung nilai moralitas, kerukunan dan kebersamaan. Kita malah saling menyakiti, mencaci maki. Bertindak penuh kekerasan dan arogansi, bahkan banyak dari mereka yang menjadi serakah, mengambil sesuatu yang bukan haknya. Kesadaran kita akan terpuruknya negeri ini pun sudah tidak pernah dianggap lagi. Kita malah bertindak semakin menghancurkan Negara yang kita cinta ini.


Marilah kita belajar dari hal terkecil yang kita lihat disekitar kita, walaupun itu hanya dari seekor semut saja.  Belajarlah menjadi kaum yang beradab, berkoloni dengan rukun seperti yang dilakukan oleh semut., saling menghormati, kerjasama, bahu membahu dan tidak serakah. Maka bila kita bisa menjadi manusia yang beradab, negara Indonesia kita tercinta pun akan di segani oleh bangsa lain.

Janganlah merasa malu untuk belajar pada semut, karena belajar pada semut akan membuat kita lebih bijaksana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar